Hilangnya George dan Terbitnya Rumah Baca

Aku suka buku, sangat menyukai hampir-hampir temanku hanyalah tumpukan buku. Untunglah ada paman George yang menjadi temanku selain buku. Aku menyukai buku setelah bertemu dengan paman George sekitar 2 tahun yang lalu saat umurku 8 tahun.Seperti biasa, hari ini aku ingin ke rumah paman George, dia memiliki banyak buku-buku fiksi di dalam rumahnya. Menurutku rumahnya bagaikan harta karun. Rumah tua dengan ornamen-ornamen antik dan jarak yang cukup jauh dari rumah warga lain membuatku berpikir bahwa rumah paman George memang peninggalan dari leluhurnya. Aku banyak menghabiskan sore hariku di sana ketika anak-anak lain yang seumuran denganku bermain di lapangan. “Hari ini sangat cerah, aku harus bergegas ke rumah paman”, pikirku. Dari sudut jalan paman George melambai-lambai padaku dengan membawa sebuah buku di tangannya, seolah-olah mengatakan “Cepat kau anak muda, buku ini sangat seru!”. Melesat ku secepat mungkin. “Hai paman, rambut putihmu semakin banyak hari ini”, sapa...